Pelatihan Kepabeanan – Packing list adalah dokumen yang memiliki peran krusial dalam proses ekspor dan impor barang. Dokumen ini menyediakan informasi rinci mengenai pengiriman barang yang akan menjadi panduan bagi pihak terlibat dalam proses tersebut. Nah, pada kesempatan kali ini, kami akan mencoba menjabarkan beberapa poin penting yang perlu hadir dalam pembuatan Packing List. untuk lebih lanjut, simak terus artikel ini sampai selesai.
Rincian dalam Pembuatan Packing List untuk Proses Ekspor dan Impor
Packing List sudah menjadi salah satu dari beberapa dokumen yang wajib terlampir dalam proses pengiriman barang antar negara. Agar Packing List nantinya tidak menjadi alasan barang bermasalah, berikut beberapa rincian penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Packing List.
1. Shipper (Pengirim Barang)
Shipper, juga dikenal sebagai eksportir atau pengirim barang, merupakan individu atau perusahaan yang bertanggung jawab atas pengiriman barang. Dalam lampiran packing list, istilah “shipper” dapat digantikan dengan kata-kata seperti “exporter,” “pengirim barang,” “penjual,” atau “seller.” Pentingnya kesesuaian nama shipper dalam dokumen Bill of Lading (B/L) dan invoice menjadi prinsip utama. Dokumen-dokumen ini harus memiliki informasi yang identik dan konsisten.
Legalitas shipper juga tidak boleh diabaikan. Hal ini mengacu pada status hukum perusahaan pengirim barang, yang harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai bukti legalitasnya. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut merupakan eksportir resmi yang telah berbadan hukum.
2. For Account & Risk of Messrs
Bagian ini mencakup kolom untuk mencantumkan detail nama dan alamat perusahaan pemesan barang di negara tujuan. Informasi ini harus diisi dengan benar dan lengkap agar proses pengiriman dapat berjalan lancar.
3. No and Data of Invoice and P/O
Penting untuk mencantumkan nomor dan tanggal invoice. Selain itu, Nomor Pesanan (Purchase Order/PO) juga harus dicantumkan. PO adalah nomor pemesanan yang diberikan oleh pemesan barang. Namun, untuk pembelian pertama, kolom PO bisa dikosongkan.
4. L/C Issuing Bank
Jika pihak pembeli menggunakan bank sebagai jaminan pembelian barang (Letter of Credit/LC), kolom L/C Issuing Bank perlu diisi. Jika tidak, kolom ini bisa dikosongkan.
5. Notify Party
Informasi dalam kolom Notify Party merupakan hal wajib yang harus diisi. Ini berkaitan dengan pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses pengiriman, seperti bank, kreditur, perusahaan lain, atau forwarder, yang memiliki peran dalam pengiriman barang.
6. Port of Loading & Final Destination
Informasi mengenai pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar (Port of Loading & Final Destination) dapat dicantumkan. Meskipun bersifat opsional, informasi ini bisa memberikan gambaran lebih jelas mengenai rute pengiriman.
7. Vessel Name dan Sailing
Detail nama kapal beserta tanggal keberangkatannya perlu dicantumkan dalam kolom Vessel Name dan Sailing. Ini membantu memantau pergerakan barang secara akurat.
8. Incoterms (International Commercial Terms)
Incoterms merujuk pada persyaratan jual beli internasional. Informasi mengenai jenis Incoterms yang digunakan dalam transaksi (seperti CIF, CNF, FOB, Ex Work) harus dicantumkan dalam invoice dan packing list. Ini menggambarkan kesepakatan antara pihak pengirim dan pembeli mengenai tanggung jawab, biaya, dan risiko selama pengiriman.
9. Marks & Number of PKGS
Informasi mengenai marking, total barang, dan jenis kemasan yang akan dikirim perlu dicantumkan dalam kolom Marks & Number of PKGS. Ini membantu mengidentifikasi dan melacak barang dengan lebih mudah.
Baca juga Asuransi Ekspor Impor, Perlindungan Penting dalam Kegiatan Perdagangan Internasional
10. Description of Goods
Deskripsi barang yang akan dikirim harus dijelaskan secara detail. Ini membantu pihak yang terlibat dalam proses pengiriman memahami jenis dan kualitas barang yang dikirim.
11. Quantity, Unit Price, dan Amount Total
Informasi mengenai jumlah barang (quantity), harga satuan (unit price), dan total nilai transaksi (amount total) perlu dicantumkan dengan akurat. Ini membantu pihak-pihak terkait dalam menghitung biaya dan nilai transaksi.
Packing list memiliki peran vital dalam memastikan keselamatan, keakuratan, dan keteraturan dalam proses ekspor dan impor. Setiap detail harus dikelola dengan teliti untuk menghindari kesalahan dan masalah yang mungkin timbul. Dengan memahami poin-poin penting ini, pelaku bisnis ekspor dan impor dapat mengoptimalkan proses pengiriman barang dengan lebih efektif.